Saturday, 6 October 2012

Habis Gelap Terbitlah Terang, Habis Lampu Teplok Terbitlah PLN


Kembali ke masa lampau, saat aku dilahirkan hanya seberkas cahaya lampu "teplok" yang menyinariku.
Saat itu satu lampu teplok menerangi canda gurau keluargaku. Naluriku sebagai anak-anak saat itu adalah bermain dengan cahaya lampu teplok, memainkan tangan dan jari-jariku bersama ayah membuat bayangan burung,kucing dan bebek. Tanpa sadar kekurangan yang ada menjadi suatu kelebihan.

Beberapa tahun kemudian yaitu tahun 1996 PLN datang ke desa kami, saat itu aku masih kelas 1 SD, PLN membawa beribu harapan. Tapi saat semua penduduk desa sudah mendapatkan kemegahan cahaya listrik dari PLN, berbeda dengan rumahku yang masih gelap gulita karena entah kesalahan data, kekurangan syarat-syarat yang keluargaku kirimkan ke PLN, listrik di rumahku belum bisa dipasang. Akhirnya malam berikutnya rumahku merasakan kemegahan cahaya listrik dari PLN walaupun hanya listrik saluran dari tetangga. Saat itulah harapan-harapan muncul dibenakku dan saat aku akan tidur aku memandang kearah lampu pijar dan dalam benakku aku berfikir dan berharap aku bisa sperti PLN yang bisa menerangi berjuta-juta penduduk Indonesia hingga sekarang. Dan beberapa bulan kemudian rumahku terang dengan listrik sendiri yang dipasang oleh PLN bukan dr saluran dari tetangga lagi.
Sekarang tanpa listrik dari PLN aku dan semua penduduk Indonesia tak bisa melakukan apapun. Untuk kedepannya aku berharap PLN bisa lebih baik melayani semua penduduk Indonesia dan menjadi yang yang terbaik karena cita-cita dan harapan semua ada di PLN.

0 comments:

Post a Comment

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More